Bukan sekedar bicara hukum secara normatif saja namun dilihat berbagai sudut pandang dengan segala pengalaman dan cerita.....UNTUK SARAN,PENGADUAN,KONFIRMASI,KLARIFIKASI,KONSULTASI SILAHKAN WA/LINE/SMS :0813 9080 6999

Sabtu, 14 Maret 2015

MENGENAL TEMBAK REAKSI


MEMPERKENALKAN TEMBAK REAKSI
Tembak reaksi diperkenalkan pertama kali di Indonesia tahun 1997 oleh Bp. Bambang Trihatmodjo. Pada 24 Oktober 1997 kegiatan olahraga tembak reaksi di Indonesia diakui dan tercatat di International Practical Shooting Confederation (IPSC). IPSC sendiri adalah sebuah organisasi internasional untuk olahraga tembak reaksi. Kemudian, pada tahun 2000 olah raga tembak reaksi dikukuhkan menjadi bagian dari Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin). Practical Shooting yang diterjemahkan menjadi tembak reaksi ini menggunakan senjata api dengan peluru tajam, jadi bukan senapan angin dan berbeda jenis dengan senapan berburu. Kaliber nya mulai dari 9 mm sampai 11 mm
Tembak Reaksi (TR) adalah jenis olahraga Tembak yang berlainan dengan Menembak Target ataupun Berburu. TR adalah olahraga menembak yang mempergunakan pistol maupun senjata panjang ( di Indonesia belum diaplikasikan karena keterbatasan lapangan ) jenis senjata api dimana materi dari pertandingan adalah dengan memperhitungkan ketepatan dan kecepatan. Ini mengacu ke moto dari TR atau IPSC sendiri yaitu DVC ( Diligentia, Vis, Celeritas yang berarti Ketepatan, Kekuatan dan Kecepatan ). Ke tiga hal ini adalah modal dari olahraga TR, tetapi hal yang menjadi Prioritas diatas segalanya adalah Safety atau keamanan. Safety sangat vital karena olahraga ini mempergunakan alat yang berbahaya ( senjata api dengan peluru tajam ) sehingga segala sesuatu yang melanggar dengan safety, hukumannya adalah diskualifikasi dalam pertandingan. Oleh karena itu latihan dari setiap anggota baru TR atau IPSC adalah hal Safety ini sebelum melangkah ke tiga hal tersebut diatas (DVC).
Sedang bentuk dari sasaran terdiri mulai dari target kertas standar IPSC yang dipasang dalam berbagai tingkat kesulitan ( mulai dari diam, tertutup/terhalang sebagian, bergerak, berayun atau bergeser ), plat baja dan plat baja Popper dalam banyak bentuk atau variasi.
Tembak reaksi di Indonesia terus berkembang meski tak pesat. Dari awal hingga sekarang tembak reaksi ini tetap olahraga sipil. Dalam perjalanan waktu, tembak reaksi juga dilatih untuk operasi khusus anggota militer. Jadinya klop, karena militer tak perlu membeli pistol dan peluru sendiri, apalagi mereka juga perlu terus berlatih. Semisal berlatih kalau ada perampokan, teroris atau pembajakan bagaimana caranya menghadapinya dengan cepat dan tepat dalam menembak... TR ini bisa diaplikasikan. Dengan kemampuan tembak reaksi anggota militer bisa menggunakan peluru bisa seefektif mungkin dan tepat sasaran.
Tembak Reaksi atau IPSC ini terdiri dari 5 Divisi antara lain :
Divisi Standard, Open, Modified, Revolver dan Production. Setiap divisi mempergunakan senjata yang relatif berbeda tetapi pertandingan ke lima divisi tadi tetap mempergunakan lapangan atau yang biasa disebut Stage yang sama.
Illustrasi....
Seorang petembak tampak telah siap dengan pistol di tangan dan tiga buah magasen penuh berisi peluru tertancap di holster (semacam ikat pinggang). Lengkap dengan kaca mata hitam untuk menghalau silau dan penutup telinga agar tak pekak karena suara letusan tembakan. Di belakangnya seorang R.O. ( Rank Officer ) memegang timer atau pencatat waktu lantang berteriak, "Ok, Are You Ready ?..., standby !... dar...dar...dar!!!" Bunyi letusan pistol terus bergulir dari sasaran satu ke sasaran berikutnya. Sang petembak, sambil berlari menuju sasaran lain, dengan sangat cekatan mengganti magasen peluru dan langsung menembak lagi target, dar ... dar...dar! Hingga akhirnya, satu stage diselesaikan, tiga magasen yang masing-masing berisi puluhan peluru habis ditembakkan. Suasananya seperti sedang ada penyerbuan sungguhan. Seru dan menegangkan. Dalam pertandingan tembak reaksi biasanya digunakan simulasi atau stage seperti pada situasi sesungguhnya. Misalnya mengamankan dokumen atau membebaskan sandera. Posisi petembak juga disimulasikan dalam berbagai suasana seperti sedang menyetir, membaca sambil tiduran, duduk santai, bahkan memancing. Meskipun menggunakan senjata api, tembak reaksi ini olahraga sipil. Karena sasaran atau target tidak ada yang berbentuk seperti manusia.
Target tembakan berupa bidang berbentuk heksagonal atau segi enam dari besi atau kertas. Jika salah tembak, luput dari sasaran atau pelurunya nyasar, nilai akan dikurangi. Yang menarik, meskipun berondongan peluru meletus tak henti-hentinya, pistolnya bukan jenis otomatis melainkan semi automatis. Ketika tidak sedang menembak pun, jari telunjuk petembak yang ada di trigger harus selalu berada di luar. "Karena kita selalu menekankan keamanan. Olahraga ini menggunakan senjata api dan peluru tajam, kalau ketahuan melanggar aturan ini nilainya akan dikurangi atau malah didiskualifikasi dari pertandingan. Pertandingan tembak reaksi skala internasional yang diselenggarakan IPSC sebenarnya tak hanya menggunakan senjata genggam.
Tetapi juga mempertandingkan penggunaan senjata jenis senapan atau senjata laras panjang. "Sayangnya belum ada lapangan tembak yang memadai di sini. Sehingga Indonesia belum ikut untuk lomba tembak reaksi dengan senapan laras panjang,". Dengan kemampuan tembak reaksi, anggota militer bisa menggunakan peluru seefektif mungkin dan tepat sasaran. Dalam tembak reaksi, yang dinilai adalah jumlah tembakan per detik yang dicatat oleh timer. Poin yang diperoleh adalah jumlah yang mengenai target dibagi jumlah tembakan per detik tadi. Jadi, tak hanya jitu menembak sasaran, tetapi juga cekatan dan kecepatan. Beda sepersekian detik saja bisa kalah nilainya. Olahraga yang mengandung sensasi ini memang kelihatan asyik. Gagah dan macho. Lomba pun bisa menggunakan jalan cerita. Misalnya mengatasi perampokan, menghadapi teroris, menyelamatkan sandera, dan sebagainya. Siapapun boleh main tembak reaksi, asalkan sehat jasmani dan rohani.
 
sumber: http://www.sanggongputihsc.com/2014/02/memperkenalkan-tembak-reaksi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar