MEMPERKENALKAN TEMBAK REAKSI
Tembak
reaksi diperkenalkan pertama kali di Indonesia tahun 1997 oleh Bp.
Bambang Trihatmodjo. Pada 24 Oktober 1997 kegiatan olahraga tembak
reaksi di Indonesia diakui dan tercatat di International Practical
Shooting Confederation (IPSC). IPSC sendiri adalah sebuah organisasi
internasional untuk olahraga tembak reaksi. Kemudian, pada tahun 2000
olah raga tembak reaksi dikukuhkan menjadi bagian dari Persatuan
Menembak Indonesia (Perbakin). Practical Shooting yang diterjemahkan
menjadi tembak reaksi ini menggunakan senjata api dengan peluru tajam,
jadi bukan senapan angin dan berbeda jenis dengan senapan berburu.
Kaliber nya mulai dari 9 mm sampai 11 mm
Tembak
Reaksi (TR) adalah jenis olahraga Tembak yang berlainan dengan Menembak
Target ataupun Berburu. TR adalah olahraga menembak yang mempergunakan
pistol maupun senjata panjang ( di Indonesia belum diaplikasikan karena
keterbatasan lapangan ) jenis senjata api dimana materi dari
pertandingan adalah dengan memperhitungkan ketepatan dan kecepatan. Ini
mengacu ke moto dari TR atau IPSC sendiri yaitu DVC ( Diligentia, Vis,
Celeritas yang berarti Ketepatan, Kekuatan dan Kecepatan ). Ke tiga hal
ini adalah modal dari olahraga TR, tetapi hal yang menjadi Prioritas
diatas segalanya adalah Safety atau keamanan. Safety sangat vital karena
olahraga ini mempergunakan alat yang berbahaya ( senjata api dengan
peluru tajam ) sehingga segala sesuatu yang melanggar dengan safety,
hukumannya adalah diskualifikasi dalam pertandingan. Oleh karena itu
latihan dari setiap anggota baru TR atau IPSC adalah hal Safety ini
sebelum melangkah ke tiga hal tersebut diatas (DVC).
Sedang bentuk dari sasaran terdiri mulai dari target kertas standar IPSC yang dipasang dalam berbagai tingkat kesulitan ( mulai dari diam, tertutup/terhalang sebagian, bergerak, berayun atau bergeser ), plat baja dan plat baja Popper dalam banyak bentuk atau variasi.
Tembak reaksi di Indonesia terus berkembang meski tak pesat. Dari awal hingga sekarang tembak reaksi ini tetap olahraga sipil. Dalam perjalanan waktu, tembak reaksi juga dilatih untuk operasi khusus anggota militer. Jadinya klop, karena militer tak perlu membeli pistol dan peluru sendiri, apalagi mereka juga perlu terus berlatih. Semisal berlatih kalau ada perampokan, teroris atau pembajakan bagaimana caranya menghadapinya dengan cepat dan tepat dalam menembak... TR ini bisa diaplikasikan. Dengan kemampuan tembak reaksi anggota militer bisa menggunakan peluru bisa seefektif mungkin dan tepat sasaran.
Sedang bentuk dari sasaran terdiri mulai dari target kertas standar IPSC yang dipasang dalam berbagai tingkat kesulitan ( mulai dari diam, tertutup/terhalang sebagian, bergerak, berayun atau bergeser ), plat baja dan plat baja Popper dalam banyak bentuk atau variasi.
Tembak reaksi di Indonesia terus berkembang meski tak pesat. Dari awal hingga sekarang tembak reaksi ini tetap olahraga sipil. Dalam perjalanan waktu, tembak reaksi juga dilatih untuk operasi khusus anggota militer. Jadinya klop, karena militer tak perlu membeli pistol dan peluru sendiri, apalagi mereka juga perlu terus berlatih. Semisal berlatih kalau ada perampokan, teroris atau pembajakan bagaimana caranya menghadapinya dengan cepat dan tepat dalam menembak... TR ini bisa diaplikasikan. Dengan kemampuan tembak reaksi anggota militer bisa menggunakan peluru bisa seefektif mungkin dan tepat sasaran.
Tembak Reaksi atau IPSC ini terdiri dari 5 Divisi antara lain :
Divisi Standard, Open, Modified, Revolver dan Production. Setiap divisi mempergunakan senjata yang relatif berbeda tetapi pertandingan ke lima divisi tadi tetap mempergunakan lapangan atau yang biasa disebut Stage yang sama.
Divisi Standard, Open, Modified, Revolver dan Production. Setiap divisi mempergunakan senjata yang relatif berbeda tetapi pertandingan ke lima divisi tadi tetap mempergunakan lapangan atau yang biasa disebut Stage yang sama.
Illustrasi....
Seorang
petembak tampak telah siap dengan pistol di tangan dan tiga buah
magasen penuh berisi peluru tertancap di holster (semacam ikat
pinggang). Lengkap dengan kaca mata hitam untuk menghalau silau dan
penutup telinga agar tak pekak karena suara letusan tembakan. Di
belakangnya seorang R.O. ( Rank Officer ) memegang timer atau pencatat
waktu lantang berteriak, "Ok, Are You Ready ?..., standby !...
dar...dar...dar!!!" Bunyi letusan pistol terus bergulir dari sasaran
satu ke sasaran berikutnya. Sang petembak, sambil berlari menuju sasaran
lain, dengan sangat cekatan mengganti magasen peluru dan langsung
menembak lagi target, dar ... dar...dar! Hingga akhirnya, satu stage
diselesaikan, tiga magasen yang masing-masing berisi puluhan peluru
habis ditembakkan. Suasananya seperti sedang ada penyerbuan sungguhan.
Seru dan menegangkan. Dalam pertandingan tembak reaksi biasanya
digunakan simulasi atau stage seperti pada situasi sesungguhnya.
Misalnya mengamankan dokumen atau membebaskan sandera. Posisi petembak
juga disimulasikan dalam berbagai suasana seperti sedang menyetir,
membaca sambil tiduran, duduk santai, bahkan memancing. Meskipun
menggunakan senjata api, tembak reaksi ini olahraga sipil. Karena
sasaran atau target tidak ada yang berbentuk seperti manusia.
Target
tembakan berupa bidang berbentuk heksagonal atau segi enam dari besi
atau kertas. Jika salah tembak, luput dari sasaran atau pelurunya
nyasar, nilai akan dikurangi. Yang menarik, meskipun berondongan peluru
meletus tak henti-hentinya, pistolnya bukan jenis otomatis melainkan
semi automatis. Ketika tidak sedang menembak pun, jari telunjuk petembak
yang ada di trigger harus selalu berada di luar. "Karena kita selalu
menekankan keamanan. Olahraga ini menggunakan senjata api dan peluru
tajam, kalau ketahuan melanggar aturan ini nilainya akan dikurangi atau
malah didiskualifikasi dari pertandingan. Pertandingan tembak reaksi
skala internasional yang diselenggarakan IPSC sebenarnya tak hanya
menggunakan senjata genggam.
Tetapi
juga mempertandingkan penggunaan senjata jenis senapan atau senjata
laras panjang. "Sayangnya belum ada lapangan tembak yang memadai di
sini. Sehingga Indonesia belum ikut untuk lomba tembak reaksi dengan
senapan laras panjang,". Dengan kemampuan tembak reaksi, anggota militer
bisa menggunakan peluru seefektif mungkin dan tepat sasaran. Dalam
tembak reaksi, yang dinilai adalah jumlah tembakan per detik yang
dicatat oleh timer. Poin yang diperoleh adalah jumlah yang mengenai
target dibagi jumlah tembakan per detik tadi. Jadi, tak hanya jitu
menembak sasaran, tetapi juga cekatan dan kecepatan. Beda sepersekian
detik saja bisa kalah nilainya. Olahraga yang mengandung sensasi ini
memang kelihatan asyik. Gagah dan macho. Lomba pun bisa menggunakan
jalan cerita. Misalnya mengatasi perampokan, menghadapi teroris,
menyelamatkan sandera, dan sebagainya. Siapapun boleh main tembak
reaksi, asalkan sehat jasmani dan rohani.
sumber: http://www.sanggongputihsc.com/2014/02/memperkenalkan-tembak-reaksi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar